Selasa, 09 Mei 2017

Perjalanan Bersama Literacy Awards 2017 - Part 3

25 Finalis Literacy Awards
           Perjalanan bersama Literacy Awards by Baznas dan Republika memasuki hari terakhir dan ternyata belum benar-benar berakhir.  
Tanggal 1 Mei 2017, 
        Hari ini merupakan hari yang cukup mendebarkan untuk seluruh finalis, karena setiap finalis akan mempresentasikan program yang kemudian dinilai oleh dewan juri. Tim dewan juri terdiri dari 3 orang, yaitu Ir. Mintarti M.Si dari P2 SDM, LPPM IPB (Penggerak 170 posdaya binaan IPB), Syahruddin El Fikri (Kepala Redaksi Republika Penerbit), dan Ahmad Fikri (Direktur Baznas Tanggap Bencana, Kepala Bagian Kemanusiaan Baznas).
Dewan Juri: Ibu Mintarti (Kiri), Pak Syahruddin (Tengah), dan Pak Fikri (Kanan)
             Peserta hanya diberikan waktu 10 menit dengan rincian 5 menit untuk presentasi dan 5 menit untuk tanya jawab dari juri. Waaah, kebayang gak tuh gimana caranya menyampaikan slide powerpoint yang sudah dibuat hanya dalam waktu 5 menit saja 😂, rasanya sebentar banget tapi ternyata cukup koq. Tantangan yang tidak kalah serunya yaitu sebelumnya peserta tidak diberi tahu akan maju urutan keberapa, jadi yaaa hanya bisa berharap-harap cemas kapan namanya akan dipanggil untuk maju.  

       Saya sendiri yakin tidak akan maju pertama, karena biasanya nama saya agak susah kalau menggunakan sistem kocokan 😁, dan benar saja, kalau tidak salah saya maju diurutan ke-20 dari 25 peserta.
Ketika akhirnya tiba giliran saya untuk presentasi
         Sepanjang sesi presentasi ini, banyak hal yang ditanyakan oleh dewan juri kepada peserta, untuk lebih mempertajam program yang diajukan oleh peserta. Dalam setiap event perlombaan tentunya memiliki kriteria dan karakteristik perlombaan yang berbeda-beda, begitu pun dalam lomba kali ini. Ada beberapa catatan dari dewan juri yang patut untuk diingat, yaitu;
(1) Literasi tidak hanya membaca dan menulis, tetapi ke depannya akan sangat banyak variasinya. Literasi harus menjadi syahwat, hingga menyebabkan candu. 
(2) Program yang dibuat harus mudah diadopsi (duplikasi) sehingga dapat diterapkan di daerah lainnya. 
(3) Program yang dibuat harus melibatkan partisipasi dari banyak masyarakat dan sifatnya terus berkelanjutan.
(4) Program yang diusulkan tidak harus mewah, sederhana tentu sangat boleh, asal penerima manfaatnya harus jelas dan terperinci. 
(5) Program yang dibuat harus fokus ke satu masalah saja, jangan terlalu luas sehingga tidak fokus. 

         Demikianlah, sedikit catatan dari dewan juri yang masuk ke dalam radar pengamatan saya selama acara presentasi program berlangsung. Setelah semua finalis melakukan presentasi program, peserta diberikan waktu istirahat. Ba’da ashar seluruh peserta berangkat ke Auditorium Andi Hakim Nasution di IPB Dramaga untuk menghadiri acara puncak sekaligus pengumuman peserta terbaik.
Berfoto bersama usai mempresentasikan Program masing-masing
Berfoto bersama dewan juri dan panitia
         Oh iya, di acara ini juga kami mendapatkan buku gratis dari salah satu peserta asal Kediri yaitu Pak Dedi Sasmito. Beliau membagikan buku yang ditulisnya untuk seluruh peserta, judul bukunya "Edmodo, Membuat Pembelajaran Lebih Dahsyat." Duuh, seketika saya jadi ingat dengan skripsi saya yang juga berurusan dengan Edmodo 😁 . Terimakasih pak Dedi telah membagi ilmu dan bukunya, semoga bisa terus berkarya.
Nih penampakan bukunya :))
Foto bersama buku dan penulisnya~
Acara Penganugerahan Peserta Terbaik, 
Acara dihadiri oleh seluruh finalis, para panitia, mahasiswa IPB, perwakilan dari Baznas dan perwakilan dari Republika Penerbit. Sebelum pengumuman, terlebih dahulu acara diisi oleh hiburan dan sambutan-sambutan.
Penampilan Marawis oleh siswa Ahbabullah
Keren banget lhooo koreografi mereka dalam membawakan musik marawis ini :))
Keynote Speech oleh Bapak Irfan Junaidi (Pemimpin Redaksi Republika)
Sambutan Wakil Ketua Umum BAZNAS oleh Dr. Zainul Baharnoor
Sambutan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB oleh Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS.
 Dan inilah 5 pemenang terbaik Literacy Awards 2017 yang pelaksanaan programnya akan didanai dan didampingi oleh Baznas, yaitu; 
Inilah kelima peserta terbaik 
Terbaik Pertama yaitu In Amrullah (Bogor) dengan Program Pendampingan Literasi Santri yaitu mengembangkan budaya gemar membaca dan menulis di kalangan pelajar melalui coaching, khalaqoh, dan sistem reward-punisment. 
Pak In Amrullah sebagai terbaik pertama~
Winning speech: "Jika aku adalah membaca, kamu adalah menulis. Maka, kita adalah Literasi."
Terbaik Kedua yaitu Muhammad Hairul (Bodowoso) dengan Program Reading Emergency Zone yaitu areal membaca darurat dengan memanfaatkan lokasi istirahat siswa di sekolah dengan memberikan berbagai bacaan ringan.
Pak Hairul sebagai Terbaik Kedua~
Terbaik Ketiga yaitu Siti Zulaedah (Bogor) dengan Program IPB Mengajar yaitu program bagi anak yatim dan dhuafa di lingkungan rumah untuk meningkatkan kualitas keagamaan (memahami Al Quran) dan kualitas pendidikan. 
Bu Zule sebagai Terbaik Ketiga~

 Terbaik Keempat yaitu Dian Riski Lestari (Jakarta) dengan Program Kampanye Baca Quran di jalan saat Car Free Day.
Bu Dian sebagai Terbaik Keempat~
Terbaik Kelima yaitu Fitra Syaifullah (Binjai) dengan Program Care and Share Garden yaitu kebun berbagi dan peduli.
Pak Fitra sebagai Terbaik Kelima~
Selamat Kepada para pemenang~ Yuhuuuuuu.....
Foto bersama :))
        Selamat kepada 5 pemenang terbaik, semoga sukses dalam menjalankan programnya dan tentunya bermanfaat untuk banyak orang. Saya yang masih awam ini sudah sangat bersyukur bisa masuk menjadi bagian dari 25 finalis, belajar banyak hal dan menemukan semangat baru bersama para penggiat literasi, meskipun tidak menjadi program yang terbaik, tetapi saya tetap bertekad untuk menjalankan program saya di sekolah, begitupun dengan para finalis lainnya, dalam rangka menyebarkan gerakan literasi kepada peserta didik.
     Naah, ternyata setelah acara puncak para peserta diundang untuk menghadiri makan siang di kantor Baznas pusat di gedung menara Taspen, Jakarta Pusat pada tanggal 2 Mei 2017. Saya dan beberapa peserta yang awalnya memang berencana pulang pada tanggal 2 Mei 2017 di pagi hari, akhirnya batal dan kembali mengikuti rangkaian acara selanjutnya bersama peserta lainnya.   

 Suasana makan siang di gedung pusat Baznas yang ternyata sekaligus pengukuhan para finalis Literacy Awards sebagai Sahabat Baznas.




Pemberian sertifikat kepada Finalis Literacy Awards sebagai Sahabat BAZNAS yang diwakili oleh Peserta Terbaik
     Apakah ini akhir dari perjalanan saya bersama teman-teman Literacy Awards? Tentu saja tidak, kami memang berpisah secara fisik namun ide dan hati kami tetap terpaut 😍, masih ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan dan diselesaikan, sekaligus terus mensupport gerakan literasi di daerahnya masing-masing. Setelah acara makan siang tersebut, seluruh peserta pulang ke daerahnya masing-masing termasuk saya. Di setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. 

    Dibalik rasa senang sebuah pertemuan, pun akan selalu diiringi oleh rasa sedih dan haru disetiap perpisahan. Namun, doa-doa terbaik senantiasa dipanjatkan untuk mengiri perjuangan teman-teman semua demi memajukan dunia literasi negeri ini. 

     Saya, Risyca Nova Pujiastuti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada teman-teman finalis Literacy Awards 2017 atas semua canda tawa, pengalamannya, serta inspirasi demi inspirasi yang berhasil saya tangkap, semoga ke depannya saya pun bisa menjadi agen perubahan seperti ibu bapak guru lainnya.
Ayo, terus bersemangaaat!!
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh panitia, dan tentunya terimakasih yang tak terhingga kepada BAZNAS dan Republika Penerbit yang telah mengadakan acara ini. Semoga Keduanya semakin maju dan sukses, serta terus konsisten berkontribusi membantu di bidang pendidikan khususnya menyebarkan virus membaca dan menulis kepada masyarakat luas.
Salam Literasi!!!

Baca juga kisah sebelumnya,

1 komentar: