Poster film Nyai Ahmad Dahlan |
Hari ini saya berkesempatan untuk menonton film Nyai Ahmad Dahlan yang sedang tayang di bioskop bersama dewan guru dan peserta didik SMA & SMP Muhammadiyah 4 Depok. Oh iya, ada juga lho dewan guru dan peserta didik dari SD Muhammadiyah 4 Meruyung~
Rame sekaliiii, bioskopnya sudah seperti milik kita bersama :’D
Kami semua berangkat menggunakan angkot yang jauh-jauh hari telah di sewa, eh tapi saya sih mengendarai motor, karena sudah terlanjur di motor jadinya memutuskan untuk tidak naik angkot deh *alesan* 😆 hehehe
Tiket Nonton |
Seluruh peserta didik SMA Muhammadiyah 4 Depok mengikuti nonton bareng ini, karena memang sudah menjadi agenda wajib, sedangkan untuk SMP Muhammadiyah 4 Depok hanya mengajak kelas 9 nya saja. Nonton bareng dilaksanakan pukul 09.00 di bioskop Mall Cinere, dan selesai sekitar pukul 11.00. Setelah selesai menonton, seluruh peserta didik kembali ke sekolah dan mengerjakan beberapa tugas yang berkaitan tentang film tersebut, serta di tugaskan untuk membuat sebuah tulisan dengan tema “Nyai Walidah Ahmad Dahlan, Pejuang Wanita Inspirasi Pelajar Untuk Mewujudkan Indonesia Berkemajuan.”
Oh
iya, sebelumnya Pimpinan Daerah Kota Depok pun mengadakan nonton bareng
film Nyai Ahmad Dahlan bersama wakil walikota Depok di bioskop Plaza
Depok pada hari sabtu, tanggal 26 Agustus 2017. Mulanya di pusatkan di
Plaza Depok, tetapi ternyata peserta yang ingin ikut sangat banyak,
sehingga dibagi menjadi dua, bagian timur dipusatkan di Plaza Depok,
sedangkan bagian barat di pusatkan di Mall Cinere. Beberapa tautan
beritanya dapat di cek di link berikut;
Saya termasuk yang cukup excited dengan film ini, mengapa? Karena cerita mengenai Nyai Walidah masih sangat sedikit sekali. Di novel Dahlan atau di buku yang membahas mengenai K.H.A. Dahlan pun cerita mengenai Nyai Walidah masih sangat terbatas. Sehingga saya pun sangat bersyukur dapat kesempatan untuk menonton film ini bersama-sama.
Mengenal Siti Walidah alias Nyai Ahmad Dahlan
Mengenal Siti Walidah alias Nyai Ahmad Dahlan
Siti Walidah atau Nyai Ahmad Dahlan, sumber gambar di sini. |
Siti Walidah dilahirkan di Desa Kauman, Yogyakarta pada tanggal 3 Januari 1872, merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Beliau adalah anak dari Kyai Muhammad Fadli seorang tokoh Agama yang cukup disegani oleh masyarakat, serta salah seorang Kyai Penghulu Keraton. Pada tahun 1889 beliau menikah dengan Muhammad Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama K.H.A. Dahlan. Naah, setelah Siti Walidah menikah dengan K.H.A.Dahlan, beliau lebih dikenal dengan nama Nyai Ahmad Dahlan.
Sedari kecil, Nyai Ahmad Dahlan tidak pernah menempuh pendidikan formal, namun beliau belajar mengaji, agama, dan kajian kitab melalui bimbingan dari orang tuanya langsung. Nyai Ahmad Dahlan dari kecil memang sudah terlihat sangat giat dan gigih dalam menuntut ilmu, sehingga setelah menikah pun, beliau bersama-sama dengan Kyai Dahlan berjuang untuk bergerak maju memberantas kemiskinan dan kebodohan.
Naah, itu sih sekilas Kisah tentang Nyai Ahmad Dahlan. Kalau mau tahu lebih jauh lagi yaa silahkan baca-baca kembali tentang kisah beliau, atau bisa juga lhoo nonton film Nyai Ahmad Dahlan yang sedang tayang di bioskop 😉
Eitss.. Tunggu dulu~
Cerita saya belum selesai 😏 hehehehe
Cuap-Cuap Mengenai Film Nyai Ahmad Dahlan
Eitss.. Tunggu dulu~
Cerita saya belum selesai 😏 hehehehe
Cuap-Cuap Mengenai Film Nyai Ahmad Dahlan
Film Nyai Ahmad Dahlan penuh dengan hikmah yang InsyaAllah dapat kita ambil untuk kehidupan sehari-hari. Film ini menampilkan sosok Nyai Ahmad Dahlan dari kecil, remaja, dewasa, hingga meninggal dunia. Sedari remaja, Nyai sudah sangat suka sekali dengan belajar, dan Ia tahu jika anak-anak perempuan disekitarnya pun ingin belajar, hanya saja pada saat itu orangtua kebanyakan tidak mengizinkan anaknya untuk menuntut ilmu. Zaman dahulu, kebanyakan orangtua masih memiliki pandangan bahwa perempuan tidak perlu menuntut ilmu, cukup tahu tentang memasak, mengurus anak, dan merias diri. Dengan dukungan dari kedua orangtuanya, Nyai berhasil mengajak teman-temannya untuk ikut menuntut ilmu. Beliau pun akhirnya tumbuh menjadi seorang perempuan yang hebat, kuat, memiliki prinsip yang tegas, serta berpengetahuan luas. Setelah menikah, beliau melebarkan sayap dakwahnya dengan mengajarkan para buruh batik, para tuan majikan buruh batik, bahkan sampai nenek-nenek untuk belajar mengaji, mengkaji, menulis serta membaca huruf latin.
Pada saat Kyai Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah, Nyai Ahmad Dahlan pun dengan setia mendampingi dan mendukungnya baik secara moral maupun materiil. Di saat Kyai sibuk dengan perkembangan dakwah Muhammadiyah, Nyai pun sibuk mengelola pengajian untuk kaum perempuan yang beri nama “Sopo Tresno” atau berarti “siapa suka”. Perkumpulan Sopo Treno inilah cikal bakal dari organisasi ‘Aisyiyah yang bertujuan untuk menggerakkan kaum perempuan khususnya perempuan islam sehingga timbul suatu kesadaran tentang kewajibannya sebagai manusia, isteri, hamba Allah, dan juga sebagai warga Negara.
Ada juga scene film yang menampilkan adegan ketika Kyai dan Nyai harus melelang barang-barang dan perhiasan yang dimilikinya untuk pergerakan dakwah Muhammadiyah. Dan MasyaAllah, lelang berjalan dengan lancar, dan uang hasil lelang pun terkumpul, tetapi ada hal yang luar biasa di mana orang-orang yang mengikuti lelang tersebut tidak mengambil satu barang pun, mereka mengatakan bahwa barang dan perhiasan tersebut biarlah tetap berada di tempatnya yaitu tetap menjadi milik Kyai dan Nyai Ahmad Dahlan. Sungguh sangat mengharukan :’)
Ah, melihat perjuangan suami-istri ini pasti bakal baper deh 😂 hehehehe
Cocok banget, tampan-cantik, sholeh-sholehah, memiliki visi misi untuk islam dan Indonesia yang sama, serta saling mendukung. Duuuuh indah banget deh dilihatnya 😊
Tika Bravani yang berperan sebagai Nyai Ahmad Dahlan, menurut saya memerankan tokoh Nyai Ahmad Dahlan dengan sangat bagus, tidak terkesan kaku. Berhasil memberikan gambaran kepada penonton bagaimana perjuangan Nyai Ahmad Dahlan untuk ummat, serta perubahan ekspresi wajahnya pun sangat cocok. Aktingnya memang tidak perlu diragukan lagi : )) Keren~
Satu hal yang menurut saya terasa kurang di film ini, kurang fokus untuk konfliknya. Saya memahami bahwa Film ini ingin menampilkan sebanyak mungkin kisah mengenai Nyai Ahmad Dahlan kepada penonton, sehingga semuanya berusaha dikembangkan dan ditampilkan. Meskipun ingin menampilkan secara keseluruhan kisah hidup beliau, tetap saja harus ada satu konflik yang mampu dijadikan “boom” agar penonton lebih dapat merasakan sebuah moment yang khas.
Tapi yaa tetap seru dan layak banget untuk di tonton koq. Film ini pun memberikan banyak inspirasi kepada kaum perempuan mengenai hak-hak dan kewajiban kita sebagai perempuan, kenyataanya adalah dari zaman Nyai Ahmad Dahlan, beliau sudah mengajarkan kepada kaum perempuan untuk mampu bangkit dan berdiri dengan kekuatannya sendiri.
Naah, film ini pun dijamin deh akan menguras emosi penonton, meskipun film mengenai sejarah tetap saja ada beberapa komedi lucu yang diselipkan agar penonton tidak merasa bosan. Selain itu, penonton akan ikut sedih dan terharu, serta baper tentunya 😅 Karena saya menonton di studio yang isinya mayoritas anak perempuan SMP dan SMA, sehingga scene bapernya lebih terasa 😉 hehehe
Film Nyai Ahmad Dahlan ini hadir di bulan Agustus yang dikenal sebagai bulan perjuangan dan juga bertepatan dengan bulan Dzulhijjah yaitu bulan di mana lahirnya organisasi Muhammadiyah, pas sekali kaan moment hadirnya film ini 😉 . Selain itu, jarang sekali film mengenai pahlawan hadir di Bioskop.
Pada saat Kyai Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah, Nyai Ahmad Dahlan pun dengan setia mendampingi dan mendukungnya baik secara moral maupun materiil. Di saat Kyai sibuk dengan perkembangan dakwah Muhammadiyah, Nyai pun sibuk mengelola pengajian untuk kaum perempuan yang beri nama “Sopo Tresno” atau berarti “siapa suka”. Perkumpulan Sopo Treno inilah cikal bakal dari organisasi ‘Aisyiyah yang bertujuan untuk menggerakkan kaum perempuan khususnya perempuan islam sehingga timbul suatu kesadaran tentang kewajibannya sebagai manusia, isteri, hamba Allah, dan juga sebagai warga Negara.
Ada juga scene film yang menampilkan adegan ketika Kyai dan Nyai harus melelang barang-barang dan perhiasan yang dimilikinya untuk pergerakan dakwah Muhammadiyah. Dan MasyaAllah, lelang berjalan dengan lancar, dan uang hasil lelang pun terkumpul, tetapi ada hal yang luar biasa di mana orang-orang yang mengikuti lelang tersebut tidak mengambil satu barang pun, mereka mengatakan bahwa barang dan perhiasan tersebut biarlah tetap berada di tempatnya yaitu tetap menjadi milik Kyai dan Nyai Ahmad Dahlan. Sungguh sangat mengharukan :’)
Ah, melihat perjuangan suami-istri ini pasti bakal baper deh 😂 hehehehe
Cocok banget, tampan-cantik, sholeh-sholehah, memiliki visi misi untuk islam dan Indonesia yang sama, serta saling mendukung. Duuuuh indah banget deh dilihatnya 😊
Tika Bravani yang berperan sebagai Nyai Ahmad Dahlan, menurut saya memerankan tokoh Nyai Ahmad Dahlan dengan sangat bagus, tidak terkesan kaku. Berhasil memberikan gambaran kepada penonton bagaimana perjuangan Nyai Ahmad Dahlan untuk ummat, serta perubahan ekspresi wajahnya pun sangat cocok. Aktingnya memang tidak perlu diragukan lagi : )) Keren~
Satu hal yang menurut saya terasa kurang di film ini, kurang fokus untuk konfliknya. Saya memahami bahwa Film ini ingin menampilkan sebanyak mungkin kisah mengenai Nyai Ahmad Dahlan kepada penonton, sehingga semuanya berusaha dikembangkan dan ditampilkan. Meskipun ingin menampilkan secara keseluruhan kisah hidup beliau, tetap saja harus ada satu konflik yang mampu dijadikan “boom” agar penonton lebih dapat merasakan sebuah moment yang khas.
Tapi yaa tetap seru dan layak banget untuk di tonton koq. Film ini pun memberikan banyak inspirasi kepada kaum perempuan mengenai hak-hak dan kewajiban kita sebagai perempuan, kenyataanya adalah dari zaman Nyai Ahmad Dahlan, beliau sudah mengajarkan kepada kaum perempuan untuk mampu bangkit dan berdiri dengan kekuatannya sendiri.
Naah, film ini pun dijamin deh akan menguras emosi penonton, meskipun film mengenai sejarah tetap saja ada beberapa komedi lucu yang diselipkan agar penonton tidak merasa bosan. Selain itu, penonton akan ikut sedih dan terharu, serta baper tentunya 😅 Karena saya menonton di studio yang isinya mayoritas anak perempuan SMP dan SMA, sehingga scene bapernya lebih terasa 😉 hehehe
Film Nyai Ahmad Dahlan ini hadir di bulan Agustus yang dikenal sebagai bulan perjuangan dan juga bertepatan dengan bulan Dzulhijjah yaitu bulan di mana lahirnya organisasi Muhammadiyah, pas sekali kaan moment hadirnya film ini 😉 . Selain itu, jarang sekali film mengenai pahlawan hadir di Bioskop.
Maka ayo manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, apalagi untuk kamu yang tidak terlalu suka membaca buku sejarah. : ))
Kalau bukan kita, lalu siapa lagi yang akan mengenal dan mengingat para pahlawan negeri ini?
Kalau bukan kita, lalu siapa lagi yang akan mengenal dan mengingat para pahlawan negeri ini?
Naah, kami sudah menonton Film Nyai Ahmad Dahlan. Kamu kapan? 😆
Kalimat yang Menginspirasi dari Film Nyai Ahmad Dahlan
“Ilmu adalah cahaya penerang bagi kehidupan dan ilmu merupakan sesuatu yang abadi.”
“Ibu bangga jika kamu dapat bermain biola, tapi jangan jadikan biola ini sebagai syaiton yang menghalangi kamu untuk beribadah kepada Allah, karena sesungguhnya sholat yang paling utama itu ialah di awal waktu.”
“Jika kita berkeluarga, maka kita harus berfikir bersama-sama, bukan berfikir sama.”
“Cangkir ini jika diisi terus menerus maka airnya akan penuh dan tumpah, ada baiknya membagi air ini ke dalam cangkir yang lainnya, sehingga semua cangkir dapat terisi. Itulah ,hakikat berbagi, jika kita memiliki rezeki lebih, ada baiknya berbagi dengan tetangga, daripada mubazir.”
“Dengan Ikhlas menunaikan tugasnya sebagai wnaita muslim sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Tidak berharap pujian, dan tidak mudah mundur bila mendapat cacian.“
“Jangan sampai bajumu itu menjadikanmu lupa dengan tujuanmu.”
“Kain kafan tidak memiliki kantong saku, sehingga tidak ada harta yang akan dibawa saat kita mati. Gunakanlah harta yang kita miliki untuk kegiatan yang bermanfaat ketika kita masih hidup.”
Naah, ini sih beberapa kalimat yang saya suka. Kalau versi kamu gimana? Hayyo jangan lupa untuk meonton filmnya yaa~ : ))
Merekam Jejak…
Studio 3 - Full |
Naah, demikianlah curhatan saya kali ini. Semoga bermanfaat 😊
Sampai jumpa di cerita-cerita selanjutnyaaa~~~~ 😉
Tidak ada komentar:
Posting Komentar