[Identitas
Buku]
Judul Buku : Heartwarming Chocolate
Penulis : Prisca Primasari
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan : Cetakan Ke-1
Tahun Terbit : 2016
Halaman : 228 Halaman
ISBN : 978-602-291-139-5
Harga : Rp. 49.000,-
Rating : 3.5 / 5 🌟
***
[Blurb]
What???
Marzipan tutup? Viola shock berat
begitu tahu kedai minuman cokelat favorit itu tutup untuk selamanya. Karena
itu, ia dan Auden –pria yang baru saja ditemuinya dan sama-sama penggemar berat
Marzipan—mencari tahu alasan kedai itu bubar jalan. Ternyata Marzipan memang
harus tutup karena pemiliknya akan pindah ke luar negeri.
Sebelum pergi, pemilik kedai malah
memberikan tantangan kepada Viola dan Auden. Kalau pengin banget minum, kenapa
tidak bikin sendiri? Shock tahap dua!
Viola tidak pernah akur dengan urusan dapur, ia hanya bisa saling pandang
dengan Auden.
Demi dapat merasakan lagi surga
kelezatan cokelat Marzipan, Viola dan Auden jadi sering bertemu. Di tengah rasa
penasaran menemukan racikan cokelat yang pas, secara perlahan Viola dan Auden
mulai saling membuka diri. Sayangnya, salah seorang dari mereka terlalu jauh
menyelami luka terdalam yang lainnya. Hubungan yang harusnya berlanjut hangat,
terpaksa tersendat.
***
[Resensi]
Viola sudah
seperti kecanduan minuman cokelat buatan kedai Marzipan, baginya minuman
tersebut adalah mood booster-nya, setelah
lelah bekerja seharian, meminum cokelat Marzipan menjadi kenikmatan sendiri
untuknya. Untuk mendapatkan minuman cokelat Marzipan pun membutuhkan perjuangan
luar biasa, kedai ini hanya buka dari pukul 06.00 – 12.00 setiap harinya,
setiap pagi harus sabar berbaris dalam antrian.
Namun, dua hari
berturut-turut Viola tidak mendapatkan mood
booster-nya karena ulah Olav yang merupakan adiknya, tanpa rasa bersalah
Olav meminumnya, dan hari selanjutnya Olav menyajikan minuman cokelat Marzipan
milik Viola untuk Ben yang sedang bertamu ke rumahnya. Nasi sudah menjadi
bubur, meskipun sudah memarahi Olav tetap saja dark chocolate milik Viola tidak akan kembali lagi. Viola pun
memutuskan untuk kembali membelinya esok hari, tetapi keesokan harinya justru
ia mendapatkan hal yang mengejutkan, yang membuatnya seperti kehilangan arah,
ia mendapatkan kenyaataan bahwa Kedai Marzipan tutup secara permanen.
“Halo. Kami beri tahukan bahwa
mulai hari ini, tanggal 13 Februari 2015, kedai Marzipan tutup untuk
seterusnya. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Kami sangat menghargai
kunjungan Anda.
Owner Kedai Marzipan.”
(Hal. 24)
Auden pun sangat menyukai minuman cokelat dari kedai
Marzipan. Maka, Auden pun menunjukkan reaksi yang tidak jauh berbeda dengan
Viola ketika tahu bahwa Marzipan tutup secara permanen. Auden dan Viola bertemu
karena sama-sama menyukai minuman cokelat Marzipan, dan mereka akhirnya
memutuskan untuk mencari tahu alasan kedai Marzipan tutup secara permanen
dengan mendatangi pemiliknya, Bu Elisa.
Namun, ternyata
Bu Elisa justru memberikan tantangan kepada Auden dan Viola untuk membuat
minuman cokelat sendiri, karena memang tidak ada pilihan lain bagi Marzipan
yang memang harus tutup permanen sebab bu Elisa akan pindah ke luar negeri.
“Kata siapa?
Kalian bisa tetap meminum cokelat itu, kok. Bikin aja sendiri.” (Hal. 39)
“Kalau sudah
pernah mencicipi, berarti ada kemungkinan kalian mampu membuat sendiri.” (Hal.
40)
Tantangan
tersebut akhirnya diterima oleh Viola dan Auden meskipun penuh dengan keraguan,
Viola sendiri tidak pernah bisa akur dengan urusan dapur, ia biasanya hanya
memasak masakan instan untuk makan sehari-hari, tetapi demi mendapatkan rasa
cokelat yang mirip dengan minuman cokelat Marzipan ia akan berusaha berdamai
dengan dapur.
Bu Elisa memang tidak
bersedia memberitahu bahan-bahan minuman cokelat Marzipan, tetapi beliau
bersedia membimbing mereka berdua seminggu sekali sebelum berangkat ke luar
negeri. Demi merasakan lagi surga kelezatan minuman cokelat Marzipan, mau tidak
mau Viola dan Auden jadi sering berinteraksi melalui telepon maupun pertemuan.
Keduanya saling bertukar resep dan juga perlahan ada rasa yang tumbuh diantara
keduanya.
“Apa pun yang
dikerjakan dengan tujuan sedangkal itu, tidak akan bisa berakhir dengan manis.
Kalian harus menikmati prosesnya. Menikmati eksperimen-eksperimen itu.
Menikmati menghirup aroma cokelat, menikmati menuangkannya ke cangkir,
merasakan cokelat yang kalian seduh.” (Bu Elisa – Hal. 65)
“Selezat apa pun
bahannya, kalau kalian nggak meracik dengan sepenuh hati, hasilnya akan hambar.
Dan, rasa cokelat kalian tidak akan jauh-jauh dari level ‘not bad’.” (Bu Elisa – Hal. 66)
Rasa minuman
cokelat Viola belum juga semirip Marzipan, Viola justru terjebak masalah dengan
Auden dan Reagan, selain itu, orangtua Viola datang berkunjung menambah masalah
yang harus dihadapi Viola.
“Yah, Bun.
Sebenarnya ada masalah apa? Kenapa tiba-tiba datang?.” (Hal. 91)
“… Kenapa
sekarang Viola begitu sedih mengetahui Auden mungkin marah besar kepadanya,
gara-gara Viola lah yang memulai drama kakak-beradik ini?.” (Hal. 165)
***
Heartwarming
Chocolate adalah novel ketiga dari seri Yummylit yang saya baca. Saya suka
jalan cerita yang disajikan oleh seri Yummylit, menggabungkan konsep makanan ke
dalam cerita kehidupan sehari-hari. Heartwarming Chocolate sesuai dengan
judulnya, kali ini pembaca diajak untuk menjelajah bersama cokelat.
Awalnya saya
mengira pembaca akan diajak untuk menikmati cerita romantis antara Viola dan
Auden, tetapi ternyata saya salah. Novel ini justru menurut saya lebih kental
tema kekeluargaannya, meskipun begitu, saya menyukai jalan ceritanya, karena
cinta memang tidak melulu mengenai tokoh utama saja, di sini banyak bentuk
cinta yang ditampilkan. Cerita
romance-nya pun mengalir dengan sederhana dan tidak dipaksakan, beriringan
dengan penyelesaian permasalahan keluarga yang membelit tokoh utamanya.
Alur cerita
menggunakan alur maju, sesekali menggunakan flashback
untuk mempertegas beberapa kejadian. Karakter di dalam novel ini berkembang
sesuai dengan alur, Viola memiliki karakter sebagai perempuan yang kuat dan
sosok perempuan yang pengertian. Auden digambarkan sebagai karakter laki-laki
yang tertutup tetapi memiliki hati yang baik. Sedangkan Bu Elisa memiliki
karakter khas keibuan yang cocok sekali berada diantara Viola dengan Auden
sebagai penghubung mereka. Ada juga Reagan yang memiliki karakter tidak jauh
berbeda dengan Auden. Sedangkan Olav memiliki karakter yang ceplas ceplos dan
suka sekali berbuat ulah menjaili sang kakak.
Saya
menyukai bagaimana hangatnya hubungan
persaudaraan yang terjalin antara Viola dengan Olav, meskipun seringkali berantem
seperti kucing dan tikus serta terkesan tidak akur, tetapi saya justru merasakan bahwa keduanya saling menjaga dan melindungi sebagai kakak dan adik.
Oh iya, di awal cerita saya mengira kalau Olav ini adalah perempuan, tetapi
ternyata laki-laki 😅 Naah, makanya hubungan antara Viola dengan Olav menjadi
hal yang saya suka karena mirip seperti hubungan antara saya dan adik saya yang
tidak jauh berbeda seperti mereka berdua.😊
Oh iya, ada satu
bagian yang kurang sreg buat saya yaitu saat Viola tidak sengaja mengirimi Auden
email, hmm agak maksa aja bagian itu kalau menurut saya. Tapi tenang saja,
bagian lainnya cukup menjanjikan koq dan bagus sehingga novel ini memang layak
untuk dibaca, apalagi buat kamu yang sangat menyukai cokelat.
Membaca novel ini
membuat saya ingin membuat minuman cokelat sendiri, benar-benar deh berhasil
mempengaruhi pembaca untuk segera menikmati secangkir cokelat panas ataupun
cokelat dingin 😋. Penulis juga menyajikan beberapa resep percobaan cokelat
yang dilakukan oleh Auden dan Viola, juga mencantumkan beberapa website yang
menampilkan resep untuk membuat minuman cokelat.
Selamat Membaca.
Jangan lupa siapkan secangkir minuman coklatmu yaa~