Assalamu’alaikum,
Haloo…
Akhirnya kita bertemu kembaliπ
Kali
ini saya mau bercerita tentang perjalanan panjang dalam menanam si Helianthus annuus alias Pohon Bunga Matahari,
ceritanya lumayan panjang, harap bersabar yaa. Selamat membaca~ π
Percobaan
Pertama :
Beli
bibit bareng sama Dessy, besoknya langsung ditanam, saya tanam langsung di tanah
*polos banget π*. Tentu saja disiram secara
teratur dan beberapa hari kemudian tumbuhlah tunas-tunasnya. Tapi, baru saja
bertunas eh besoknya udah hilang entah karena dimakan oleh ayam atau bekicot.
Percobaan Kedua :
Saat
itu saya dapat souvenir kondangan berupa bibit bunga matahari, Kali ini saya tanam di pot kecil. Hasilnya?
Setelah lama menunggu, ternyata tidak kunjung tumbuh tunas. Ah, sudahlah. Tangan saya mungkin memang panas (istilah yg sering orang bilang jika menanam dan tidak
berhasil).π
Percobaan
Ketiga :
Kali
ini beli bibitnya online, saya tanam di pot buatan (bekas gelas air mineral), dengan komposisi tanah di bagian bawah, dan atasnya saya tambahkan sekam, tak lupa saya siram setiap hari. Alhamdulillah, setelah beberapa hari mulai
muncul tunas-tunas kecilnya. Duuh, baru seperti itu aja saya sudah senang sekali.
Dan tentu saja, saya letakkan pot-pot itu ditempat
yg mendapat sinar matahari serta aman dari serangan ayam ataupun bekicot, dan
berharap bisa terus tumbuh.
Dalam waktu sebulan, tunasnya sudah semakin
besar dan menjadi pohon, sudah berdaun juga lhoo~
Dan saya mulai berfikir untuk memindahkannya ke
wadah pot yang lebih besar karena pasti membutuhkan ruang gerak yg lebih luas.
Tapi....lagi dan lagi percobaan yang ketiga pun gagal karena keteledoran dalam
menjaga mereka. Kali ini bukan karena hewan, tapi murni karena saya yang lupa mengurus tanaman-tanaman itu karena sibuk urusan di sekolah dan
urusan persiapan acara pernikahan. π
Percobaan Keempat :
Setelah
menikah, saya sering kali ngomong ke suami kalau mau mencoba menanam pohon
matahari. Yaa ngomong doank sih, tidak juga beli bibitnya hehehe π
Tapi, kalau jodoh memang tidak akan kemana.
Ternyata, tetangga depan rumah ibu mertua menanam pohon tersebut, tinggi besar
dan sedang berbunga. Indah sekali.
Dan tentu saja, saya langsung bilang ke Pak suami "sayang, nanti kalau bunganya udah kering, mintain bijinya yaa buat bibit,
aku mau nanem juga."
Pak
Suami, “Oke.”
Beberapa minggu kemudian, bibitnya tersedia, lumayan banyak, banyak banget malah πSaya agak lupa mulai menanam di bulan apa, seingat saya sih, di sekitar bulan April, di saat PSBB mulai diberlakukan dan hastag #DiRumahAja semakin digaungkan.
Ketika itu, banyak yang memulai berkebun untuk mengurangi rasa stress karena harus bekerja dari rumah, termasuk saya dan kedua orangtua.
Percobaan menanam kali ini, saya menanam bibitnya di dalam pot-pot kecil, dalam satu pot saya meletakkan 3 – 4 biji bunga matahari. Beberapa minggu kemudian, alhamdulillah sudah mulai tumbuh, tak lupa untuk menyiramnya secara teratur dan meletakkan pot di tempat yang cukup terkena sinar matahari. Saya meletakkan pot di teras atas agar tidak dimakan ayam ataupun ditabrak oleh kucing. Nah, saya menanam di 15 pot kecil, dan alhamdulillah tumbuh semua, jadilah saya bingung π . Kenapa bingung? Karena dalam satu pot kecil terdapat lebih dari satu biji yang tumbuh. Tapi, karena masih kecil-kecil yaa tetap amanlahlah.
Tanggal
20 Juni 2020,
Setelah
melihat-lihat pertumbuhan dari pohon
matahari yang semakin meninggi, saya akhirnya memutuskan memisahkan beberapa
pohon agar hanya terdapat 1 pohon dalam satu pot, tapi itu pun tidak semua,
karena keterbatasan pot kecil yang saya miliki.
Saya
sudah kepikiran untuk memindahkan pohon-pohon tersebut dari polybag ke tanah, agar
pertumbuhannya semakin pesat dan tentu saja berbunga. Tapi, belum menemukan
lahan untuk memindahkannya, karena ibu saya pun menanam banyak jenis tanaman,
seperti papaya, terong, cabe, dan lain sebagainya, sehingga saya harus sedikit
mengalah menunggu ada lahan kosong.
Di pertengahan Agustus, ibu saya mencoba memindahkan 3 pohon matahari ke tanah, dan hasilnya tanggal 1 September 2020, ada satu pohon matahari yang berbunga, yeaaay.. Alhamdulillah ππ. Tapi eh tapiii, ini bunganya kecil banget lhoo, seperti bukan bunga matahari π.
Akhirnya, tanggal 2 September 2020 secara berkala semua pohon bunga matahari dipindahkan ke tanah dengan harapan agar dapat tumbuh dan berkembang lebih baik lagi. Dan alhamdulillah, setelah dipindahkan, satu persatu menunjukkan perkembangan yang bagus, batangnya terus bertambah tinggi, daunnya bertambah banyak, dan bakal bunganya pun mulai terlihat. π
- NIAT & KESABARAN
- Siapkan lahan
- Usahakan jangan memindah-mindahkan tanaman berkali-kali dari satu tempat ke tempat lain agar tanaman tidak mati (jangan contoh metode saya) π
- Tanamlah biji di tempat yang aman dari hewan dan hama.
- Jika ingin menanam di pot atau polybag, tanamanlah satu tempat, satu biji, agar jika tanaman berhasil tumbuh, tidak saling memperebutkan nutrisi.
- Jika menanam di polybag, pindahkanlah jika tanaman sudah cukup besar.
- Pastikanlah menambahkan tanah di dalam polybag secara berkala, jangan sampai tanahnya kurang karena terkikis saat kita menyiramnya.
- Jangan lupa menyiramnya dengan air di pagi dan sore jika menanam saat musim kemarau.
- Cek lah daun secara berkala, dan buanglah hama, belalang, atau ulat yang menempel di daun.
- Berikanlah pupuk secukupnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar