Kamis, 27 Desember 2018

[Curhat] Rindu Harus Dibayar Tuntas

Haloooo~~~~~
Setelah berbulan-bulan, akhirnya hari ini saya kembali membuka blog, sedih rasanya karena blog nya tidak terawat dengan baik. 😭
Okey skip curhatan tentang blog yang udah penuh dengan sarang laba-laba ini,
Kali ini saya akan menulis cerita mengenai rindu yg harus dibayar tuntas~

Rindu dengan siapa sih, Risy? :') Hahhahaa
Rindu dengan Tere Liye. Penulis kesayangan dan kebanggaan, tentu saja. Kali ini saya hadir di acara Bincang Buku bersama Tere Liye di Gramedia Matraman, Jakarta.


           Alhamdulillah, zaman sekarang ke Matraman tidak terasa sangat jauh meskipun masih tetap jauh (apasih), karena ojol memudahkan perjalananya. Cukup naik kereta, turun di St.Manggarai dan menyambungnya dengan ojol ke Gramedia Matraman. Awalnya, ingin mengajak teman, tetapi saya tahu diri karena acaranya cukup jauh dan tidak semua teman saya suka menghadiri acara seperti ini, jadi saya memutuskan untuk tetap berangkat meskipun sendiri. Tetapi, Alhamdulillah si Ismi ternyata masih setia juga datang ke acara seperti ini. Padahal dia sedang hamil trisemester akhir lhoo. Saya pun rada takut, takut tiba-tiba dia lahiran di Gramedia Matraman, tapi rasa takut sirna seketika Ismi hadir bersama suaminya. Ada penjaganya langsung.hehehehe
Oh iya, saya sih emang udah terbiasa dari dulu jd nyamuk diantara Ismi dan suaminya. Bukan begitu, mi? :D
Foto bersama Ismi karena foto seperti ini bersama Tere Liye adalah sebuah ketidakmungkinan :'D
Okey, mari kita ke inti acara~ 


Acara kali ini sedikit berbeda dari biasanya, tidak ada pembawa acara formal. Tiba-tiba Bang Tere langsung saja masuk ke tempat acara dan membuka acaranya sendiri. Selain itu, pada kesempatan kali ini, Bang Tere tidak sendiri lhoo... Beliau bersama seseorang yang juga laki-laki. 

Bang Tere Liye bersama Bang Sarippudin
Hmm... Siapakah dia?
Namanya Bang Sarippudin, dia adalah salah satu co-author novel Tere Liye. Jika kalian penggemar novel-novel Tere Liye pasti kalian menyadari bahwa novel Tere Liye terbitan tahun 2018 pasti ada co-Author nya, saya pun pernah bertanya-tanya mengapa terdapat Co-Author. Novel Ceros & Batozar dan Komet (Serial Bumi) kalau tidak salah Co-Authornya perempuan, naah novel Pergi dan Si Anak Cahaya co-Authornya Bang Sarippudin ini.

Pada acara ini Bang Tere banyak menjelaskan mengenai keberadaan para co-Author di buku-bukunya tersebut;
1)  Co-Author dikhususkan untuk menggarap novel-novel serial seperti serial Bumi dan serial Anak-anak Mamak.
2)   Peran co-Author di dalam sebuah novel adalah 80 % sedangkan Bang Tere hanya 20 %.
3)  Tere Liye ingin melahirkan banyak penulis produktif, Bang Tere akan fokus ke novel yang tidak berseri, dengan adanya Co-Author Tere Liye berharap dalam setahun mampu menulis lebih banyak buku lagi sehingga lebih banyak lagi alternatif bacaan untuk para remaja.
4) Co-Author pun bekerja dibawah tekanan Tere Liye, jadi tenang saja kualitas isi bukunya tetap terjaga dan tidak keluar jalur.
5) Konsep co-Author ini diadaptasi idenya oleh Tere Liye dari film dan komik Marvel, Avengers, serial Iron Man, dan lagi sebagainya. Sehingga, ketika pencipta aslinya meninggal dunia, ceritanya dapat terus dilanjutkan sesuai dengan harapan sang pencipta tokoh tersebut.

Bagaimana cara Tere Liye merekrut Co-Author?
Pertama, seseorang yang beliau kenal dengan baik dan sangat dipercaya. Tere Liye menawarkan kerjasama tersebut kepada orang-orang yang beliau percaya dan mampu dibidang kepenulisan. Kedua, kedepannya target besar Tere Liye adalah ingin merekrut co-Author dari anak-anak muda Indonesia (beliau masih memikirkan konsep dan syarat perekrutannya), beliau mengharapkan agar semakin banyak tumbuh penulis-penulis produktif di Indonesia. Persiapkanlah diri kalian wahai anak muda jika ingin bekerjasama dengan Tere Liye 😎 😏.

Bagaimana cara bekerjanya Co-Author?
Bang Tere menyampaikan bahwa untuk novel berseri seperti serial Bumi dan serial Anak-anak Mamak sudah memiliki ide, konsep, penokohan, serta alur cerita yang jelas dan komplit. Jadi, para co-author dapat mengembangkan cerita dari sana, setiap satu bab disetorkan dan akan dikoreksi oleh Tere Liye. Tentunya, saya membayangkan bukan hal mudah membuat cerita 'ala tere liye', MasyaAllah, sungguh para co-author ini sangatlah luar biasa. Pasti berkali-kali dicoret-coret deh. :')

Bang Sarippudin pun bercerita bahwa dari 11 bab si Anak Cahaya yang disetorkan ke Bang Tere, hanya tersisa 1 bab, 10 bab nya habis dicoret dan salah. :’)) Benar-benar harus bermental baja. Bang Tere juga galak lhoo, padahal Bang Sarippudin lebih tua dibandingkan Tere Liye.
Sssst… Bang Sarippudin ternyata kakak kandungnya Bang Tere Liye, lhoo… 😅

Selain itu, Bang Tere juga menyampaikan 5 hal mengenai alasan mengapa artikel atau tulisan yang kita kirim ke media cetak seringkali ditolak;
1)   Tidak aktual
2)   Sudah ditulis oleh oranglain
3)   Tidak memenuhi standar media cetak tersebut
4)   Tulisan sudah actual, terupdate, tetapi pihak media cetak tidak menemukan tempat untuk tulisan anda "kami kesulitan untuk menemukan tempat meletakkan tulisan anda."
Iya, ada lima tetapi saya hanya berhasil menangkap empat saja..hehehe


"Jangan dipaksa untuk menulis tapi dimotivasi, suruh ia banyak-banyak membaca. Mulailah menulis di blog.”
"Kita tidak pernah kekurangan politikus, tapi kita kekurangan penulis, dan hanya 10 % penulis yang produktif.”
“Saya percaya semua orang bisa menulis, hanya kurang belajar, kurang tahan banting, dan kurang memenuhi standar.”
“Kebanggaan dari seorang penulis, bukan hanya bukunya yang dibaca tapi juga berhasil melahirkan penulis baru yang produktif.”
“Tanggung jawab saya sebagai penulis adalah menulis, fokus menulis. Tidak mengambil hati kritik dari oranglain. Tetapi saya membaca semua kritik dan saran, kedepannya untuk lebih baik lagi.”
“Jadilah penulis yang keras kepala."
Sesi booksigning, "Dari banyak novel saya telah kamu baca, kamu paling suka yang mana?"
Jawaban saya masih sama, "Novel Hujan, Bang."

 Sekian, curhatan saya kali ini.
Jika ada kesalahan mohon dimaafkan, terimakasih..
See you next time~~~ 😎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar