Rabu, 26 Oktober 2016

[Resensi Novel Matahari - Tere Liye] Memaknai Arti Persahabatan melalui Sebuah Perjalanan



 
Judul buku : Matahari
Penulis : Tere Liye
Cover : Orkha Creative
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : Juli 2016
Cetakan : Kedua
Tebal buku : 400 halaman
ISBN : 978-602-03-3211-6
Harga  : Rp. 82.000,- (http://tbodelisa.blogspot.co.id/)




[Sinopsis]
Namanya Ali, 15 tahun, kelas X. Jika saja orangtuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doctor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya.

Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru. Aku bisa menghilang, dan Seli bisa mengeluarkan petir.
Ali sendiri punya rahasia kecil. Dia bisa berubah menjadi beruang raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat menakjubkan.

Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan adalah hal yang paling utama.

---------------------------------------------------

[Review dan Resensi]
        Novel Matahari merupakan novel ke-3 dari serial novel Bumi. Novel karya Tere Liye ini menyuguhkan tentang perjalanan, petualangan, dan persahabatan yang berbalut cerita fantasi tentang dunia pararel. Novel ini mengisahkan perjalanan Raib, Selly, dan Ali untuk mencari klan Bintang. Selama 6 bulan sejak pulang dari ‘liburan’ di klan Matahari, Ali melakukan penelitian dan mencari tahu mengenai keberadaan klan Bintang melalui ‘oleh-oleh’ yang diberikan Av pada saat menyelesaikan perjalanan di Klan Matahari, Ia yakin sekali bahwa Klan tersebut memang ada dan ingin sekali berkunjung ke sana. 


“Raib, Seli, perkenalkan anggota baru tim kita, inilah dia ILY!”(Hal.61)

       ILY yang dimaksud Ali bukanlah Ily dari klan Bulan, karena sudah jelas Ily sudah meninggal dan tidak dapat dihidupkan kembali, bahkan mereka melihat proses pemakamannya. Namun, semangat dan kekuatan Ily sesungguhnya tidak pernah mati, semuanya membekas masuk ke relung hati Ali, hingga Ia memutuskan untuk membuat sebuah kapsul terbang yang super genius yang akan menemani mereka semua melakukan petualangan. ILY bisa menghilang dan melakukan transportasi seperti seorang petarung dari Klan Bulan, juga bisa mengeluarkan petir seperti ksatria Klan Matahari.

“Kenapa kamu memberinya nama ILY?” Tanya Seli kepada Ali.

Ali menjawab “Satu, untuk mengenangnya… Dua, kapsul perak ini dibuat agar sama bisa diandalkannya seperti Ily, teman yang setia. Kapsul perak ini juga petarung yang hebat, bisa membela kita dari posisi sulit, seperti yang dilakukan Ily. Tetapi, hanya satu yang tidak dimilikinya seperti Ily… Kapsul ini tidak secerewet Ily.”

(Hal. 65)

       ILY pun menjadi teman perjalanan mereka dalam mencari Klan Bintang, karena seperti yang kita ketahui bahwa Raib tidak akan pernah mau menggunakan Buku Kehidupan miliknya  untuk berangkat menuju Klan Bintang, perjalanan kali ini mereka lakukan melalui perjalanan fisik, berbeda ketika menuju Klan Bulan dan Klan Matahari yang menggunakan portal berpindah. Perjalanan ini dirancang oleh mereka bertiga disaat liburan sekolah tiba, perjalanan kali ini pun tidak ditemani oleh Miss Selena dan Av, dan juga tanpa misi khusus.
        Novel Matahari menyajikan perjalanan mereka dengan sangat seru dan menegangkan, karena ini merupakan perjalanan fisik memasuki lorong-lorong bawah tanah yang sebenarnya mereka pun tidak tahu pada akhirnya mereka akan sampai dimana. Di awal perjalanan mereka sudah bertemu dengan ular raksasa, kemudian tidak hanya sampai disitu, karena mereka pun harus kembali berhadapan dengan segerombolan kelelawar raksasa. Ular dan Kelelawar yang mereka hadapi bukan hewan biasa seperti di Bumi, hewan-hewan ini lebih purba namun memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik dan lebih hebat, hewan-hewan tersebut bahkan tetap bisa membaca gerakan teleportasi yang dilakukan oleh Raib.
         Mekipun disini kita tidak dapat bertemu dengan Av, tetapi kita akan berkenalan dengan beberapa tokoh baru, salah satunya Faarazaraaf, atau Faar. Faar merupakan salah satu keturunan klan Bulan yang usianya sama seperti Av dan sama bijaknya, ketika akhirnya Faar bertemu dengan mereka bertiga, Faar langsung tahu bahwa mereka bukan hanya anak remaja biasa, mereka spesial. Faar menjadi tuan rumah yang sangat baik dan menjelaskan banyak hal mengenai Klan Bintang. 

“Lihat, aduh lihatlah,

Ini tiga petualang melaju gagah

Mereka berasal dari klan yang berbeda

Menjelajah dunia tanpa tepian

Untuk tiba di titik paling jauh

Bumi, Bulan, Matahari, dan Bintang

Ada dalam genggaman tangan. “
(Hal. 184)

      Tere Liye selalu berhasil membuat banyak kejutan di novel-novelnya, di novel Matahari kita akan menemukan banyak hal unik. Salah satunya, kita akan menemukan berbagai bentuk simetris, dari mulai bentuk kotanya, bentuk ruangannya, bahkan nama tokoh serta nama tempat di dalam novel ini pun simetris, seperti Faarazaraaf, restoran Lezazel, Kota Zaramaraz, dan masih banyak hal simetris lainnya yang digambarkan di dalam novel ini.

“Biarkan aku yang berfikir, kalian yang melaksanakannya. Di tim ini, sudah tugasku untuk berpikir tiga langkah ke depan. Kalian menurut saja.” (Hal. 222)

       Di novel ini pun tokoh Ali masih menjadi sosok yang selalu nyentrik dan spesial, di novel ini lebih didominasi pembahasan mengenai Ali, kita akhirnya bisa mengetahui dimana rumah Ali dan seperti apa kehidupan Ali sehari-hari. Selain itu, Tere Liye juga mulai mengungkapkan identitas orangtua Raib meskipun baru sebagian kecil. Membaca petualangan ketiga anak ini sangatlah seru dan menyenangkan, kita dapat melihat perkembangan kekuatan yang mereka miliki, mereka semakin hebat dan semakin bersahabat. Selain itu, di novel ini Raib mulai memahami Buku Kehidupan miliknya, ternyata buku tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pembuka portal antarklan, namun lebih dari itu, Buku Kehidupan menyimpan banyak cerita hebat para pendahulunya.

“Hidup ini adalah petualangan, Ali. Semua orang memiliki petualangannya masing-masing, maka jadilah seorang petualang yang melakukan hal terbaik.” 
(Hal. 362)

“Jangan cemaskan sesuatu yang belum terjadi, Nak. Kita selalu bisa mengubah jalan cerita dengan ketulusan.” 
(Hal.389)
---------------------------------------------------------

         Sampul (cover) novel Matahari memang tidak memiliki warna yang cerah, namun designnya sangat keren dan sederhana, dan menurut aku sudah sesuai dengan genre yang diusung oleh novel ini, yaitu fantasi. Dibagian sampul depan juga terdapat beberapa hewan seperti ular dan kelelawar yang dapat dijadikan petunjuk bahwa hewan-hewan tersebut kelak akan kita temui ketika membaca novel ini. Tidak hanya cover novel Matahari, Cover novel Bumi dan Bulan pun mengalami perubahan dengan jenis sampul yang senada dan membuat kita ingin mengoleksi ketiga novel ini.
       Tema novel ini berfokus tentang persahabatan 3 anak remaja yang menyukai petualangan, dan kita akan diajak untuk berpetualang di dunia fantasi nya Tere Liye. Tere Liye kembali membuktian bahwa Ia adalah salah satu penjelajah tema dalam menulis cerita. Melalui novel Matahari, kita akan disuguhkan dengan cerita yang penuh petualangan dengan berbalut fantasi. Mungkin pembaca akan merasakan beberapa suasana dan nuasa cerita yang hampir sama saat membaca novel Matahari seperti saat membaca novel Bumi, Bulan, dan Ayahku (Bukan) Pembohong, tetapi tentunya dengan rasa dan sensasi yang berbeda.
        Secara keseluruhan, cerita di Novel Matahari mengambil latar tempat di Bumi dan di Klan Bintang. Di Bumi tempat yang lebih spesifiknya yaitu di lingkungan sekolah dan Rumah Ali, hal inilah yang membuat pembaca dapat merasakan persahabatan ala anak sekolah. Sedangkan, latar tempat di Klan Bintang akan membuat pembaca masuk ke dunia fantasi, dimana Klan Bintang ternyata salah satu klan dengan peradaban yang sangat maju dibandingkan Klan Bulan dan Klan Matahari.
      Sesuai dengan temanya yaitu persahabatan, petualangan, dan fantasi, jadi suasana dalam cerita yang berhasil aku tangkap tentu saja suasana khas persahabatan anak remaja yang terkadang terjadi perdebatan-perdebatan kecil, dan canda tawa diantara Raib, Selly, dan Ali selama melakukan perjalanan. Selain itu, suasana ketegangan juga sering muncul di dalam novel ini ketika mereka sedang menghadapi musuh atau ketika dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Kisah perjalanan ketiganya memang mirip seperti Matahari yang terkadang cerah (menggambarkan keceriaan mereka), tetapi kadang juga mendung ketika ada awan yang menutupinya (menggambarkan kesulitan yang harus mereka hadapi agar dapat kembali bersinar cerah).
      Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa tokoh utama di novel ini adalah Raib, Selly, dan Ali. Beberapa tokoh lain yang juga menemani perjalanan ketiganya di dalam novel ini yaitu ILY, orangtua Selly, orangtua Raib, Faar, Marsekal Laar, Sang Hantu, Buku Kehidupan, dan masih banyak tokoh lainnya yang menemani perjalanan mereka. Uniknya, meskipun novel ini memiliki banyak tokoh, tetapi tokoh-tokoh tersebut tidak hanya menjadi “tempelan” saja, seperti biasa, Tere Liye selalu menjadikan setiap tokoh di dalam novelnya memiliki momentum peranan yang dapat mempengaruhi jalannya cerita, sehingga pembaca mampu untuk tetap mengingat tokoh-tokoh tersebut.
     Pengembangan karakter pada tokoh utama di novel Matahari semakin kuat dan berkembang, itulah yang membuat membaca novel serial Bumi, Bulan, dan Matahari akan semakin terasa menegangkan dan menyenangkan karena penulis berhasil mengembangkan karakter tokoh utama, serta membuat serial novel ini tidak terasa membosankan meskipun berpusat dengan petualangan Raib, Selly, dan Ali. Di novel ini, Ali menjadi pusat perhatian dan dikeliling oleh para penggemarnya, tidak lagi menjadi Ali yang kusam. Pengembangan karakter juga terlihat pada Selly, meskipun Selly terkadang menjadi penakut, tetapi disini Ia perlahan memiliki rasa keberanian yang tinggi dan tentunya kekuatan Selly pun mengalami perkembangan yang cukup pesat. Begitupun dengan karakter Raib yang berkembang dengan sangat baik. Jika kita membaca novel serial ini secara berurutan, maka pembaca dapat merasakan karakter yang terus berkembang pada tiap tokoh utamanya, perkembangan yang dilakukan tidak cepat, tetapi perlahan dan sesuai dengan kejadian-kejadian yang telah mereka alami. Novel ini akan mengajarkan kita bahwa kejadian-kejadian baik dan buruk akan mempengaruhi sifat kita kedepannya dalam menghadapi masalah.
    Novel ini menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dimengerti. Bahasa yang digunakan Tere Liye sesuai dengan sasaran pasar novel ini, yaitu para remaja. Sehingga bahasa yang digunakan bukanlah bahasa sastra klasik ataupun puitis yang rumit untuk dipahami, melainkan bahasa yang mudah dimengerti oleh para remaja.
       Novel ini sebagian besar menggunakan alur maju, hanya ada beberapa bagian yang menggunakan alur mundur. Alur maju digunakan sebagian besar jalan cerita dari awal hingga akhir cerita, sedangkan penggunaan alur mundur hanya dilakukan pada saat “flashback” cerita. Contoh penggunaan alur mundur di dalam novel ini yaitu saat orangtua Raib bercerita mengenai asal usul kelahiran Raib, dan saat Buku Kehidupan bercerita mengenai para pemegang buku kehidupan sebelum Raib. Pembaca tidak akan kebingungan sama sekali mengenai alurnya, karena pembagian alur sudah sangat jelas dan rapi. Masa kini dan masa lalu saling terkait, sehingga penggunaan alur yang seperti ini justru akan membuat pembaca semakin penasaran dengan jalan ceritanya dan mendorong pembaca untuk menyelesaikan membaca novel ini hingga akhir.
     Sudut pandang (point of view) yang digunakan dalam novel ini masih sama seperti di novel Bumi dan Bulan yaitu aku sebagai orang pertama (PoV 1). Aku disini adalah Raib. Penggunaan sudut pandang ini akan membuat pembaca jauh lebih mengenal sosok Raib dan dapat lebih merasakan interaksi antara Raib dengan orang di sekitarnya.
     Aku selalu suka membaca novel karya Tere Liye karena disetiap tulisannya selalu ada banyak pesan moral yang inspiratif dan sederhana tentang kehidupan, pesan-pesan tersebut dapat ditemukan oleh pembaca baik secara tersirat maupun tersurat di dalam setiap novelnya. Beberapa pesan yang dapat kita ambil untuk dijadikan pelajaran adalah;
1.  Membacalah agar dapat menguasai ilmu pengetahuan
Tokoh Ali di dalam novel ini tidak langsung terlahir genius, Ali dapat melakukan berbagai eksperimen karena memang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan untuk dapat memuaskan rasa ingin tahunya Ia akan rajin mencari tahu dengan cara membaca dan melakukan percobaan, seperti saat Ia berhasil menciptakan ILY.
“Av memberikan seluruh buku dari perpustakaannya. Itu sama saja dengan menyerahkan seluruh pengetahuan Klan Bulan dan Klan Matahari. Aku mempelajari teknologinya, merangkainya jadi sebuah puzzle yang mengagumkan. Setiap malam aku membaca dengan cermat semua teknologi itu. Benda terbang, bisa menghilang, mampu mengeluarkan petir, itu semua ada penjelasannya, sama seperti pengetahuan bahwa bumi mengelilingi matahari. Jika kita tahu, itu mudah sekali memahaminya. Aku menggabungkan pengetahuan dari dua klan sekaligus.” Ali memaparkan penjelasannya kepada Raib.
(Hal. 62).

2.  Kerjasama Team dan Saling Percaya
   Novel ini mengajarkan tentang kerjasama team harus dilandaskan oleh rasa percaya antar anggota. Ali, Selly, dan Raib mengajak kita untuk saling bekerjasama agar dapat mencapai tujuan bersama. Mereka melakukan perjalanan yang cukup jauh hanya dengan bermodalkan teori-teori mengenai Klan Bintang yang dibaca oleh Ali, tetapi mereka percaya dengan Ali, maka dari itulah mereka akhirnya melakukan perjalanan tersebut.
3.  Teruslah Berlatih dan Mencoba, serta Jangan Takut dengan Kegagalan
      Ketiga tokoh utama dalam novel ini mengajarkan kepada kita bahwa untuk meraih keberhasilan tidak diraih dengan jalan pintas, melainkan justru harus melalui perjuangan dengan cara terus berlatih dan mencoba. Seperti Selly, dimana kemampuan kinetiknya dalam menggerakkan benda dari jarak jauh mengalami kemajuan, hal ini terjadi karena Ia melakukan latihan intensif selama 3 bulan. Sedangkan Raib, yang bisa mencapai level baru teknik menghilangnya setelah Ia belajar memahami semua usaha yang telah dilakukannya selama menjelajah Klan Bulan dan Klan Matahari. Begitupun dengan Ali, usaha yang dilakukannya tidak mengenal kata menyerah meskipun mengalami kegagalan berkali-kali.
“Kadang kala aku gagal, entah berapa kali aku meledakkan sesuatu di basement, tapi itu tidak membuatku kapok. Kadang aku menemui jalan buntu, harus melupakan eksperimen penting, menyingkirkan benda-benda tidak berguna, setengah jadi, tapi aku tidak akan berhenti. Karena aku menyukainya, passion, hobi, mimpi-mimpi, semangat, entah apa lagi kata yang tepat menggambarkannya.” 
(Hal. 362).

“Aku melakukan yang terbaik, sisanya akan datang dengan sendirinya.”
(Hal. 363).
4.  Lakukanlah Petualangan
    Lakukanlah petualangan dan perjalanan agar kita dapat melihat dan mempelajari banyak hal.
“Hidup ini adalah petualangan, Ali. Semua orang memiliki petualangannya masing-masing, maka jadilah seorang petualang yang melakukan hal terbaik.”
(Hal. 362).

5.  Selalu Meminta Izin dengan Orangtua
Novel Matahari mengajarkan kita untuk selalu meminta izin orangtua secara jujur dan terbuka jika ingin pergi. Hal yang terlihat sederhana namun sebenarnya sangatlah penting, di dalam novel ini telah dicontohkan oleh ketiga tokoh utamanya bahwa kemanapun kita akan pergi, jauh ataupun dekat, maka alangkah baiknya haruslah meminta izin dan persetujuan dari orangtua.
Kelebihan novel Tere Liye ini selain dapat terihat dari banyaknya pesan moral yang bisa kita ambil untuk dijadikan pelajaran, ada juga kutipan-kutipan menarik dan bermakna yang selalu ciri khas Tere Liye disetiap tulisannya. Dan bukan Tere Liye jika di novelnya tidak terdapat nilai atau ilmu yang bisa kita pelajari, beberapa hal baru yang bisa kita peroleh di novel Matahari, antara lain;
“ … Apakah itu tinggi? Tidak. Itu pendek jika dibandingkan dengan perut bumi. Hanya enam ratus kilometer batas tertinggi langit yang disentuh manusia bumi.” 
(Hal. 70).

“… Lapisan-lapisan bumi secara sederhana dibagi menjadi tiga. Paling atas disebut dengan lithosphere atau crust, dalamnya 100 kilometer. … Lapisan kedua disebut mantle. … Lapisan ketiga atau terakhir disebut inti bumi, yang dibagi menjadi dua, outer core dan inner core … .”
(Hal.124 -125).

“Kebanyakan ular merasakan getaran udara melalui organ yang disebut membran typhani. Ular akan mendeteksi segala sesuatu yang ada di sekitarnya dengan menggunakan lidahnya yang bercabang… .” 
(Hal.142).

“… Mineral ini terbentuk karena panas dan tekanan, umumnya solid dan tidak organik. Ada 5300 jenis mineral di dunia. Seratus lima puluh diantaranya berharga untuk dikoleksi… .”
(Hal.147).

“… Di dunia kita, beberapa hewan memiliki usia panjang. Seekor kura-kura bisa mencapai usia dua ratus tahun. Atau kerang tertentu bisa mencapai lima ratus tahun. Ubur-Ubur abadi tidak pernah mati… .”
(Hal.185).

       Tidak ada gading yang tak retak, maka begitupun dengan novel ini. Dibalik kelebihannya, ada juga beberapa kekurangannya. Aku secara pribadi masih merasakan ada rasa hampa atau kurang sreg mengenai akhir dari cerita ILY di novel ini, sayang sekali peran ILY hanya dibagian awal-awal saja, seharusnya peran ILY bisa terus dikembangkan hingga akhir cerita. Selain itu, ternyata ditemukan beberapa kesalahan ketik (typo) yang mungkin akan mengganggu sebagian pembaca.
“… Saat itulah aku hampir mengatakanny a, tapi lalu mengurungkannya.”
(Hal. 96).


“… tapi sudah menjad tugasku untuk segera memberitahu sang hantu jika ada yang bertanya… .”
(Hal.239).


“Aku tersenyum tpis.” 
(Hal.79).


“Anak itu pastil genius sekali,” Papa berkomentar, saat jeda sebentar.”
(Hal.105).


“… Seandinya pun gagal, aku akan terus berusaha, lagi, lagi, dan lagi.” 
(Hal. 363)


“ … Getaran itu melewati tubuku dan Ali begitu saja… .”
(Hal. 367).


       Naah, kesimpulannya ialah novel ini mengajarkan kita untuk terus berjuang hingga akhir, jangan pernah menyerah, jangan pernah meninggalkan sahabat kita bagaimanapun kondisinya, dan kita sesungguhnya tidak memiliki batasan soal kemampuan yang kita miliki, semuanya tergantung sejauh mana kita mau keluar dari zona aman dan mau terus belajar mengasah kemampuan kita hingga akhirnya kita dapat memperbaharui kemampuan tersebut menjadi lebih baik lagi. Novel ini tidak hanya cocok bagi remaja tetapi juga bagi semua kalangan pecinta genre fiksi fantasi. Kalian harus mulai membaca novel berseri ini, jangan lupa ya bacanya berurutan mulai dari Bumi, Bulan, dan Matahari agar kalian dapat memahami cerita apa yang sesungguhnya ingin disampaikan oleh Tere Liye, dan juga agar kalian dapat mengenal dan lebih mendalami karakteristik masing-masing tokohnya.
 
Selamat berpetualang bersama Raib, Seli, dan Ali. :))

1 komentar:

  1. Di novel matahari ini awal perjalan mereka ke klan bintang, suka sekali

    Untuk Ebook Novel Matahari oleh Tere Liye.

    Silahkan download disini : http://www.indoebook99.xyz/2017/06/matahari.html

    BalasHapus