Sabtu, 30 Juli 2016

Sepucuk Surat Cinta dari Secret Admirer

Hai,
Kamu apa kabarnya?
Semoga sehat selalu dan semoga senantiasa tersenyum.
Hari ini seperti biasanya, aku masih seperti dulu, belum beranjak dari kisah yang dahulu. Meski waktu sudah melesat begitu jauhnya.


Tahukah kamu? 
Ah.. mungkin kamu tidak tahu, kalau diriku masih menyimpan dengan rapi kenangan yang melibatkan tentang kita, iya tentang aku dan kamu.


Kenangan ketika kita pulang sekolah bersama dengan berjalan kaki, meninggalkan pandangan orang-orang yang menatap aneh tingkah kita, meskipun sebenarnya hal tersebut tidak bisa dikatakan 'pulang bersama', karena kenyataannya kamu berjalan di depan ku dengan langkah yang cukup lebar, tapi aku menikmatinya, menyenangkan melihat sosok belakang tubuh mu. Tapi sayang, tidak berlangsung lama karena akhirnya hujan turun dan membuyarkan segala ketenangan yang ada.


Atau... Kenangan ketika kamu dan aku suka sekali berdiri di selasar lorong depan kelas kita, memang tidak ada percakapan yang terjadi, hanya saling diam dengan pikiran masing-masing, tapi bagiku itu sudah cukup, aku takut meminta lebih, takut dirimu akan semakin jauh pergi jika aku bergerak. 


Dan, Kenangan ketika kita berpapasan di jalan ketika hendak ke kantin sekolah atau mushollah.
Apakah kau mengingatnya?

Ah.. aku yakin tidak, tapi aku masih mengingatnya dengan baik, kamu yang lebih senang jalan sendiri, aku yang senang mencuri-curi pandang ke arah mu, memperhatikan gerak jalan mu yang entah akan menuju ke kantin atau ke mushalla, aku hanya mengikuti dari jauh. Sekali lagi ku beritahu, bahwa diriku sudah cukup senang hanya dengan melihat punggung mu saja. Aku terlalu takut berharap lebih dari ini.

Masih menyimak surat ku kan? Ah, ayolah baca hingga selesai, hanya ini yang bisa aku lakukan. Setelah hampir 6 tahun berlalu, aku masih berharap dengan kisah kita. Padahal, aku sendiri tidak tahu sekarang kau berada di kota mana, kerja dimana, dan hal lainnya, engkau seolah membisu dan menjadi lebih misterius daripada zaman ketika kita masih menggunakan seragam abu-abu. Bertahun-tahun aku kehilangan senyum kaku mu, tapi aku masih menantikan mu. Masih berharap bisa kembali bertemu dengan mu.

Hei...
Aku sering kali mendongakkan kepala ku untuk mencari-cari dirimu ditengah kerumunan orang-orang, entah itu di mall, di pasar, bahkan di deretan jajaran pertokoan yang kusinggahi. Tetapi, ternyata  masih nihil, kosong tanpa hasil. Engkau seolah hilang ditelan bumi, media sosial mu pun jarang sekali berkoar, padahal aku seringkali merindukan mu. Merindukan senyum kaku khas milik mu.
 

Hei kamu...
Aku rindu senyum mu, senyum kaku khas milik mu ketika kita tidak sengaja berpapasan. Atau, gerakan salah tingkah diriku setiap kali berpapasan dengan mu. Meskipun aku tidak tahu, apa kau merasakan hal yang sama atau justru biasa saja. 
 
Aku menulis surat ini bukan bertujuan agar kau tahu, karena aku yakin engkau tidak akan tahu kalau ini untuk mu. Aku menuliskannya karena ingin terus mengingat mu, kamu yang selalu menjadi salah satu penyemangatku disetiap hari nya, meskipun mungkin aku hanyalah buih yang tidak terlalu berarti bagi mu. Aku selalu berharap semoga dirimu sehat selalu dan senantiasa tersenyum penuh semangat dalam menjalankan rutinitas harianmu, dimanapun kau berada. 

Dan inilah bagian terakhir surat ku, sebait puisi yang sudah lama aku tulis untuk mu,
Ketika aku merindukan seseorang,
Tak banyak hal yang ku inginkan,
Melihatnya dari jauh pun sudah cukup,
Bahkan melihat bayangannya pun sudah cukup…

Karena…
Saat itulah puncak aku mengingat kisahku,
Saat itulah aku benar-benar menjadi bodoh,

Namun…
Aku bersyukur masih mampu mengingatnya dengan baik,
Meskipun tak banyak hal yang ku harapkan dari dirinya,
Cukuplah bagiku tentangnya, Meski ku tau, tak mungkin Ia bersedia mengingatku,
Bahkan… Mungkin tak berniat sedikitpun mengenangku kembali,
Namun.. Cukuplah bagiku…


Ketika aku merindukan seseorang,
Siapakah kau?
Kau, seseorang yang belum mampu aku hilangkan dimimpi kehidupan ini

Kau, seseorang yang mampu membuka hati ku dengan perlahan namun pasti
Kau, animasi bayangan yang tak mampu ku hilangkan.


 
Salam Rindu,
Dari:
Seseorang yang selalu menganggap mu sebagai penyemangatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar